Minggu, 02 Juni 2013


Andalusia atau Spanyol sekarang, sebelumnya disebut Vandalusia, artinya negeri bangsa Vandal, yang selanjutnya orang-orang arab menamakannya andalusia sebagaimana mereka menamakannya sebuah jazirah. Pada abad ke-2 sampai abad ke-5, Andalusia merupakan bagian dari kerajaan Romawi, namun di awal abad ke-5, Andalusia berhasil diduduki oleh bangsa Vandal.

Selanjutnya di awal abad ke 6 (tahun 507 M), wilayah Andalusia kembali diserbu oleh bangsa goth barat dan mengusir orang-orang vandal ke afrika. Pada mulanya bangsa goth barat berhasil mendirikan negara yang kuat dan megah, tetapi hal itu tidak bertahan lama karena mereka dihinggapi jiwa pemalas. Negerinya terbagi kedalam beberapa provinsi dan dibangun gedung-gedung mewah tempat mereka berpoya-poya dengan penuh kesenangan, yang akhirnya justru menghancurkan semangat nasionalisme mereka. Pertanian dan perindustrian mereka miskin dan sengsara. Kaum menengah diberi beban berat dengan pembayaran pajak yang tinggi, sehingga para petani dan penguasa mengeluh. Golongan pendeta dan pastur yang tadinya menyerukan persaudaaraan senasib sepenanggungan, setelah mendapat kekayaan melimpah ruah lantas berubah menjadi ahli politik yang menekan para budak. Dengan demikian, jelaslah bahwa andalusia sebelum kedatangan islam, kehidupan masyarakatnya sangat memprihatinkan dan terpecah belah.

Komandan pasukan Bani Umayyah yang berhasil menguasai sebagian Semenanjung Iberia (Andalusia, Spanyol) adalah Tariq din Ziyad. Pada waktu itu, Bani Umayyah berada di bawah pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik (Al-Walid I). Tariq yang keturunan Barbar itu melakukan penyerangan ke Spanyol pada tahun 711M atas perintah Gubernur Afrika Utara, Musa bin Nusair. Saat itu, di Andalusia, terjadi perebutan kekuasaan di Kerajaan Gotia, yang akhirnya dimenangkan Roderick. Setelah itu, muncul pemberontakan yang dilakukan kelompok Witija dan Kelompok Julian, yang juga masih bagian Kerajaan Gotia. Raja Witija tidak mampu menghadapi serangan Roderick sehingga tewas. Kemudian, putra witija yaitu, Graaf Julian, meminta bantuan kepada Musa bin Nusair yang merupakan gubernur Bani Umayyah di Afrika Utara

Islam mulai masuk ke Andalusia itu terjadi pada masa daulat bani umayah, yakni di zaman khalifah Al Walid bin Abdul Malik (705 – 715 M).Kemajuan yang dicapai pada masa Al Walid, telah memberi dukungan besar untuk melakukan penjelajahan da’wah ke berbagai penjuru dunia, termasuk ke wilayah andalusia. Da’wah yang diprakarsai Musa bin Nusair yang pada saat itu menjabat gubernur afrika utara, ternyata sangat tepat. Hal itu terbukti mendapat dukungan dari penduduk andalusia sendiri akan kehadiran da’wah islam yang berupa armada yang dipimpin Tariq bin ziyad yang datang dengan menyebrangi selat dan mendarat di sebuah gunung. Karena itu, gunung itu dikenal dengan sebutan “Jabal Tariq”, yang artinya Gunung Tariq, dalam bahasa Latin disebut “Gibraltar”. Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol.

 Salah satu keputusan Tariq bin Ziyad yang sampai ini dipandang berani dan cemerlang adalah memerintahkan kepada pasukannya untuk membakar seluruh kapal yang ditumpanginya. Pasukannya terkejut karena belum paham maksud dari perintah itu. Untuk menenangkan pasukannya, Tariq bin Ziyad berpidato, “Kita sekarang di antara dua pilihan, menang atau mati. Di belakang kita terbentang lautan luas, di depan kita lawan yang telah menghunus pedang. Tidak ada  lagi jalan mundur. Siapa yang lapar silahkan ambil makanan yang ada di tangan musuh, dan siapa yang memerlukan senjata, silahkan ambil di tangan lawan, siapa yang ingin mati syahid di dalam membela agama Allah tidak ada rasa takut dan khawati, dan siapa yang pengecut akan mati konyol dan sia-sia”.

Setelah itu, Tariq bin Ziyad mengajak tentaranya berdo’a memohon petunjuk dan pertolongan dari Allah SWT. Bagaikan gemuruh, serentak para pejuang islam menyatakan siap dengan segala risiko dan membenarkan ucapan Tariq bin Ziyad. Ternyata, Tariq benar. Tak berapa lama, mereka diserang pasukan Roderick dengan 25.000 orang tentara lengkap, sedangkan kaum muslimin hanya berjumlah 7.000 orang. Satu hal yang tidak disadari Raja Roderick adalah Tariq bin Ziyad datang ke Andalusia itu atas undangan rakyat. Akhirnya, kerja sama pasukan Tariq bin Ziyad dan masyarakat Andalusia dapat merontokan kecongkakan Raja Romawi di Spanyol. Pertempuran ini disebut Perang Xeres.

Keberhasilan thariq bin ziyad ternyata tidak sepenuhnya didukung oleh atasannya yaitu musa bin nusair sebagai gubernur afrika utara, hal ini didasari atas kekhawatiran musa bin nushair dan alwalid sebagai khalifah bani ummayyah di damaskus. Untuk itu musa bin nushair dengan persetujuan alwalid memerintahkan thariq bin ziyad agar mundur dan kembali mundur kembali ke afrika utara.

Akan tetepi perintah tersebut tidak ditaati oleh thariq bin ziyad dengan alasan bahwa bika peperangan dihentikan akan terjadi serangan balik dari pihak goth yang sempat menyusl kembali kembali kekuatannya karena diberi kesempatan istirahaat sedang si pihak tentara islam akan melemah mentalnya akibat akibat keberhasilan yang mereka capai diputuskan ditengah-tengah. Oleh karena itu musa bin nushair membawa pasukannya yang besar dan menyeberang ke andalusia untuk menyusul rombongan tentara thariq bin zaid sampai ke kota toledo. Dan di kota itulah kedua pahlawan besar bersama pasukannya bertemu dan dan selanjutnya mereka bergandeng saling bahu-membahu dan bekerja sama dalaml menaklukan negeri- negeri yang masih tinggal.

Kedua pahlawan islam itu meneruskan penaklukan ke utara yaitu, ke wilayah Aragon, Castilia, dan Katalonia serta kota Zaragoza dan Barcelona. Dengan demikian sempurnalah penaklukan tanah semenanjung Iberia ke tangan umat islam, kecuali daerah pegunungan Cantabri yang terletak di penjuru barat laut, tempat pelarian (pengungsian) bangsawan-bangsawan dan pembesar Goth Barat.

Tariq bin Ziyad pulalah yang memperkenalkan akhlak islam pada bangsa Eropa. Pada saat perang berkecamuk, Tariq bin Ziyad menyampaikan pesan kepada pimpinan masyarakat Andalusia untuk tidak merusak gereja dan tempat-tempat ibadah orang Yahudi. Mereka diberi kebebasan melakukan upacara keagamaan seperti biasanya. Selain itu, mereka juga tidak boleh membunuh wanita dan anak-anak.

Tariq bin Ziyad tidak mendapatkan perlawanan yang berarti ketika memasuki Kota Kordoba, Toledo, Granada, dan kota lainnyadi Spanyol. Karena Islam yang damaidan berbudi luhur, penduduk setempat merasa tertarik. Semua ini bertolak belakang dengan apa yang mereka alami dan rasakan sehari-hari. Tariq bin Ziyad berjuang bahu-mambahu untuk mendapat dukungan dari penduduk Andalusia.

Raja Gotia terakhir yang sempat menyaksikan kehancuran Gotia adalah Roderick. Semenjak saat itu, berakhirlah penguasa yang dzalim di Andalusia (Spanyol). Usaha ini dilakukan kurang lebih selama 6 tahun (711-717 M).

Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Masuknya Islam ke Andalusia itu berlangsung melalui proses yang sangat panjang. Seridaknya ada dua proses yang mempengaruhi, yaitu proses kebudayaan dan proses politik. Proses kebudayaan, yaitu daya tarik yang dimiliki peradaban Islam yang menyebabkan masyarakat di luar Islam berkeinginan untuk mengembangkannya. Orang-orang Eropa tertarik dengan Ukhuwah, semangat jihad, kepemimpinan, dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Dari proses politik, orang-orang Eropa dapat mengenal Islam melalui hubungan antarpemimpin Negara atau para utusan masing-masing Negara. Pengaruh Islam melalui proses politik ataupun kebudayaan ke Eropa untuk pertama kali terjadi di Andalusia (Spanyol). Orang-orang Andalusia dengan mudah menerima kedatangan Islam yang menjunjung tinggi asas perdamaian. Pada masa itu, Andalusia diperintah raja yang kejam. Pemerintahan Gotia dii Andalusia kurang disenangirakyatnya, termasuk umat Kristen (Romawi) yang berada di luar Andalusia.

Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal yang menguntungkan.Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukanSpanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Yang tidak bersedia disiksa, dan dibunuh secara brutal.

Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak. Di dalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru pembebas, dan juru pembebasnya mereka temukan dari orang Islam. Berkenaan dengan itu Amer Ali, seperti dikutip oleh Imamuddinmengatakan, ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati kenyamanan dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan, tetangganya di jazirah Spanyol berada dalam keadaan menyedihkan di bawah kekuasaan tangan besi penguasa Visighotic. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut yang membawa akibat pada penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat perlawanan dan pemberontakkan. Perpecahan dalam negeri Spanyol ini banyak membantu keberhasilan campur tangan Islam di tahun 711 M. Perpecahan itu amat banyak coraknya, dan sudah ada jauh sebelum kerajaan Gothic berdiri.

Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahal, sewaktu Spanyol masih berada di bawah pemerintahan Romawi(Byzantine), berkat kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat. Demikian juga pertambangan, industri dan perdagangan karena didukung oleh sarana transportasi yang baik. Akan tetapi, setelah Spanyol berada di bawah kekuasaan kerajaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun. Hektaran tanah dibiarkan terlantar tanpa digarap, beberapa pabrik ditutup, dan antara satu daerah dan daerah lain sulit dilalui akibat jalan-jalan tidak mendapat perawatan.

Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam. Awal kehancuran kerajaan Ghoth adalah ketika Raja Roderick memindahkan ibu kota negaranya dari Seville keToledo, sementara Witiza, yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo, diberhentikan begitu saja. Keadaan ini memancing amarah dari Oppas dan Achila, kakak dan anak Witiza. Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderick. Mereka pergi ke Afrika Utara dan bergabung dengan kaum muslimin.

Sementara itu terjadi pula konflik antara Roderick dengan Ratu Julian, mantan penguasa wilayah SeptahJulianjuga bergabung dengan kaum Muslimin di Afrika Utara dan mendukung usaha umat Islam untuk menguasai Spanyol,Julian bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal yang dipakai oleh Tharif, Tariq dan Musa Rahimahumullah.
Hal menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang Selain itu, orang Yahudi yang selama ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.

Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokon-tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu, dan penuh percaya diri. Mereka pun cakap, berani, dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiranIslam di sana.

                Dengan masuknya Islam ke Andalusia, mulai saat itu Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat. Bahkan, penyebarannya hingga ke benua Eropa. Selama 7 abad panji-panji Islam berkibar di Andalusia. Bangsa Andalusia menjadi Negara yang paling menjunjung tinggi peradaban di belahan Eropa. Di sinilah dapat ditarik pelajaran yang sangat penting bagi tumbuh berkembangnya Islam di Andalusia. Adapun pelajaran yang bisa dipetik sebagai pelajaran tentang masuknya Islam di Andalusia, antara lain sebagai berikut :
1.       Islam dengan mudah diterima di Andalusia (Spanyol) karena penguasa Spanyol pada waktu itu sangat kejam, tidak adil, dan tidak toleran terhadap penganut agama selain Kristen. Di pihak lain, Islam memberikan kebebasankepada rakyat untuk menganut agamanya masing-masing dan lebih mementingkan perdamaian serta menjunjung tinggi keadilan
2.       Dengan masuknya Islam, Andalusia menjadi Negara Islam yang kuat, megah, dan berkeadilan. Masjid Agung Kordoba menjadi pusat tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan. Selama tujuh abad umat islammencapai kejayaan di berbagaii bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, social kemasyarakatan, serta pembangunan fisik.
3.       Andalusia pada masa kejayaannya menjadi pusat belajar filsafat, kedokteran, ataupun ilmu alam oleh sarjana Eropa. Islam memberikan kebebasan berpikir kepada setiap pemeluknya. Dalam bidang filsafat Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M). Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya. Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayah al- Mujtahid.
4.       Pada saat Islam berkembang dan Kordoba menjadi pusat ilmu pengetahuan, bangsa Eropa sedang tenggelam dalam masa perbudakan dan kemunduran. Pada abad ke-15 bangsa Eropa mulai menyadari kemunduran tersebut, kemudian munculah yang disebut renaissance. Kebangkitan orang-orang Eropa pada hakikatnya adalah kesadaran mereka untuk menggali sejarah. Islam telah memberikan pelajaran bagi siapa saja untuk mengembangkan dan mengambil pelajaran dariu sejarah masa lalu untuk diterapkan pada masa sekarang.



DAFTAR PUSTAKA
N. Abbas Wahid, Suratno M.S. 2006. Khazanah Sejarah Kebudayaan Islam. Solo:Tiga Serangkai
Awal Penyiaran Islam Ke Andalusia. Wisnu World's site Artikel, Education, Islam, Religi, Sejarah, Tarikh
                Masuknya Islam ke Spanyol Posted by jalancahaya in Artikeltrackback
                Artikel oleh Putra Hermanto, Mandailiang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar